FSLDK Gamais ITB

Archive for 2010|Yearly archive page

Coming Soon

In Uncategorized on September 30, 2010 at 6:57 pm

Rangkaian kata-kata yang dituangkan dalam sebuah buku

“MENUJU KAMPUS MADANI”

oleh Ridwansyah Yusuf Achmad

This October!

Gamais ITB road to Ambon Manise @020710

In Ambon Manise on July 21, 2010 at 1:52 am
Saturday, 10 July 2010 at 18:38
By Feriyanto -Si’08
Hari kedua pun dimulai, kafilah Gamais mengalami keterlambatan dalam mengikuti acara yang disusun panitia dikarenakan keterlambatan armada jemputan yang menjemput kami. Mudah-mudahan tidak mengurangi kebermanfaatan acara ini. Acara pagi dimulai dengan diskusi panel antara ketua-ketua organisasi pemuda yang ada di Indonesia. Diantaranya ada dari ketua KAMMI pusat, ketua PB HMI, ketua PP IMM, ketua PB PMII, dan tak lupa ketua puskomnas FSLDK. Tema yang diangkat adalah Regenerasi / Outlook peran FSLDK dan pergerakan Pemuda Islam dalam menyonsong Indonesia BARU, tema yang sangat menarik. Diskusi berlangsung hangat dan penuh semangat. Serbuan pertanyaan tak dapat dihindarkan, namun tetap kondusif dan terkendali.
Diskusi panel antar pemimpin organisasi kepemudaan

Ada sebuah pertanyaan menarik dari diskusi tersebut, “mana yang lebih baik, seorang wanita yang berjilbab tapi suka sering berbohong atau perempuan yang jujur tapi tidak memakai jilbab??” silahkan jawab sendiri,..

Setelah selesai, peserta berbondong-bondong pergi ke Masjid kampus Unpatti untuk shalat jum’at. Dan makanan pun telah siap terhidang setelah shalat jum’at selesai dilaksanakan.

Setelah rangkaian istirahat yang dilakukan. Peserta dimobilisasi ke gong perdamain dunia, WORLD PEACE GONG, di kota Ambon. Salah satu simbol cita-cita luhur bangsa Indonesia akan perdamaian di dunia. Bergiliran, satu persatu orasi di lakukan.

Aksi Ridwansyah Yusuf Achmad di world peace gong

Orasi pertama dilakukan oleh salah satu kader terbaik Gamais, Ridwansyah Yusuf Achmad. Beliaulah yang pertama-tama membakar semangat para peserta dalam memperjuangkan kedamaian di dunia. Karena kita, umat islam, adalah umat yang cinta kedamaian.

Satu tekad perdamaian dunia

Gamais ITB mengisnpirasi perdamaian dunia

Walaupun sempat dihujani air dari langit Ambon manise, tapi semangat tiap peserta dalam mengikuti setiap bentuk aksi di gong perdamaian tak surut walau sejengkal. Orasipun selesai, ditutup dengan pembacaan deklarasi dan do’a. Do’a untuk segenap warga dunia yang belum menikmati kedamaian, terlebih buat saudara kita di Palestina, Irak, Afghanistan, Kashmir, Chechna, Kirgystan dan negara-negara muslim lainnya. Bagi yang membaca, dipersilahkan untuk turut serta mendoakan.

Do’a bersama untuk perdamaian dunia

Serangkain acara di world peace gong pun selesai, dan kami pun kembali dimobilisasi ke tempat menginap kami untuk mengganti baju yang basah. Perlu di ketahui, jarak antara Unpatti dan kota Ambon, sekitar 1 jam perjalanan darat.

Semangat no.1!!!

Hujan malam yang menghujam bumi Ambon, tak membuat gentar para peserta dalam mengikuti rangkaian acara selanjutnya. Karena pembicara belum datang, panitia mempersilahkan Ridwansyah Yusuf Achmad untuk mengisi disela-sela waktu sebelum pembicara hadir.
Pembicara malam itu pun urung hadir, dan acara dinyatakan selesai, kafilah Gamais pun kembali ke sarangnya.

Semangat inspirasi

Bincang malam tentang manajerial LDK

Bincang bareng kafilah dari Papua

Ngobrol-ngobrol tentang ke-LDK-an

Gamais ITB road to Ambon Manise @010710

In Ambon Manise on July 21, 2010 at 1:46 am
Friday, 09 July 2010 at 06:53
By Feriyanto -Si’08

FS Nas pun dibuka,.

FSLDKN 15 Ambon

Pembukaan diawali dengan senandung Indonesia Raya yang membahana di auditorium Universitas Pattimura, Ambon Manise. Segenap peserta dan seluruh Rakyat Indonesia yang mendengar lagu ini, langsung berdiri dengan takzim, penuh semangat dan rasa haru mengingat segala perjuangan, pengorbanan dan tetesan darah yang telah diberikan untuk bisa mengumandangkan lagu ini.

Marilah kita berseru,..Indonesia bersatu,.. sangat terasa penggalan lagu ini, mengingat yang datang Fs Nas adalah seluruh mahasiswa dari berbagai penjuru tanah air, Aceh, Medan, Bengkulu, Lampung, Riau, Batam, Bandung, Cirebon, Solo, Surabaya, Jakarta, Banten, Samarinda, Balikpapan, Bali, Mataram, Makassar, Bau-Bau, Manado, Palu, Halmahera, Ternate, Jayapura, Sorong dan berbagai daerah lain yang lumayan cape kalau saya tuliskan semua. Inilah Indonesia.

Acara dilanjutkan dengan tilawah al-qur’an, qori membacakan surat as-shoff, mengingatkan kembali kepada segenap hadirin untuk senantiasa bahu-membahu dan saling menguatkan dalam setiap langkah perjuangan kebaikan. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Setelah itu, berbagi sambutan pun menyerbu, di mulai dari sang ketua panitia FS Nas, sambutan dilanjutkan oleh ketua LDK Unpatti. Dari pihak rektorat, sang rektor langsung yang memberi sambutan, perlu diketahui, rektor Unpatti adalah seorang kristen, inilah contoh toleransi yang kental di bumi para raja. Suatu yang harus senantiasa kita jaga.

Sambutan terakhir diberikan oleh wakil Gubernur Maluku, dilanjutkan pembukaan acara oleh segenap pemberi sambutan diwakili oleh pak rektor dan wakil gubernur, secara simbolis pembukaan dilakukan dengan memukul tifa, semacam bedug, khas maluku.

Pemukulan gendang khas maluku sebagai tanda dibukanya FS Nas 15

Setelah serangkaian pembukaan, acara dilanjutkan dengan pementasan drama oleh tuan rumah, tema drama yang diangkat adalah kerinduan Ibu pertiwi akan insan-insan yang peduli akan nasib bangsanya dan rela berjuang untuk indonesia yang lebih baik. Mengajak kepada setiap hadirin untuk selalu melakukan yang terbaik untuk Indonesia. Drama selesai dan langsung disusul pementasan tari, sebuah pagelaran kesenian khas Maluku.
Acara dilanjutkan dengan makan siang dan persiapan shalat.
Setelah shalat, kafilah Gamais langsung meminta ijin kepada panitia untuk mendirikan stand konsultasi manejerial LDK dan penjulan buku terbitan Gamais. Tak lupa kami pun membagikan paket booklet dan CD PMB kepada peserta yang beruntung, beruntung karena kami hanya membawa sekitar 50 paket. Paket ini kami berikan gratis. Selain paket CD dan boklet, kami juga membagikan CD yang berisi tentang berbagai hal tentang Gamais. CD ini pun gratis. Semoga setiap apa yang kami berikan memberikan manfaat terbaik bagi setiap pihak.

Hari pertama, buku yang kami bawa sekitar 40 buah dan langsung habis hari itu juga. Laris manis. Begitupun dengan paket CD booklet, habis dalam hitungan detik. Namanya juga gratis.
Malam hari, acara dilanjutkan dengan peluncuran buku-buku ke-LDK-an. Alhamdulillah, dari gamais meluncurkan 3 buku dan dari UPI merilis 1 buku. Kang adjie dan kang agung, sebagai penulis buku memberikan gambaran tentang buku yang mereka buat. Peserta sangat antusias dengan buku-buku yang diluncurkan, walaupun buku-buku tersebut belum terbit. Memang, referensi-referensi tentang LDK harus terus ditambah untuk akselerasi dakwah kampus indonesia.

Acara hari pertama pun selesai, dan setiap peserta kembali di mobilisasi ke tempat menginapnya masing-masing, istirahat untuk menyiapkan semangat terbaik untuk rangkaian acara esok harinya.

Gamais ITB road to Ambon Manise @300610

In Ambon Manise on July 21, 2010 at 1:41 am

By Feriyanto -Si’08

Maaf kawan semua, baru bisa ngepost pas di Bandung, dikarenakan satu dan lain hal. Mudah-mudahan tidak mengurangi essensinya. Semangat inspirasi!!!

Fenomena Subuh Ambon

Pagi di kota Ambon Manise begitu mempesona, Shalat yang biasa dilakukan jam 4.30 kini kami lakukan jam jam 5.15, waktu yang berbeda namun dengan kondisi yang sama, gelap dengan semburat cahaya subuh yang mempesona, sangat mempesona malah.

Setelah shalat shubuh, terdengar lantunan Al-Qur’an merdu hampir dari setiap peserta yang mengikuti FS Nas. Mereka tak mau melewatkan dan menyiakan waktu sedikit pun. Hal yang perlu diteladani siapa saja yang mengaku Muslim.

Kembali, setelah menyelesaikan tilawahnya, masing-masing orang kembali mencari teman untuk ngobrol, ngobrol berbagi hal, dari mulai daerah asal sampai pengalaman-pengalaman menarik yang pernah dirasakannya. Begitulah kawan, walaupun baru pertama jumpa, namun terasa sudah kenal sekian lama.

Ambon Manise

Menjelang siang, masing-masing peserta sudah mempunyai kegiatannya masing-masing, dari Gamais sendiri sibuk nge-burn CD yang berisi berbagai hal tentang dakwah di kampus gajah, nge-burn dimulai sekitar pukul 10.00 dan selesai pukul 13.30, menghasilkan 50 CD siap pakai yang akan dibagikan gratis kepada LDK yang beruntung saat FS Nas nanti. Kegiatan peserta lainnya cenderung sama, mencari inspirasi di kota Ambon Manise, ada yang menyusuri eksotisme Pantai Ambon sembari melihat kapal-kapal besar yang ada disana, ada juga yang menyempatkan datang ke kota Ambon, sekedar untuk merasakan nikmatnya Shalat di Masjid Agung Ambon, Masjid tertua di Ambon Manise. Memang, banyak hal yang bisa dilakukan di Kota yang pernah melalui konflik ini.

Selesai nge-burn, kafilah Gamais menuju Universitas Pattimura, untuk Syuro SLDK, Sekolah Lembaga Dakwah Kampus. Dari Gamais sendiri mengisi dua sesi pada sekolah LDK. Amanah yang besar untuk kampus gajah. Kafilah Gamais yang tidak mengikuti syuro juga memiliki perannya masing-masing, ada yang sibuk mengurus registrasi, ada yang ngos-ngosan memindahkan barang-barang dan perkakas yang dibawa, dan ada juga yang terbaring istirahat karena lelah yang menghinggap.

Setelah semua kegiatan di Universitas Pattimura selesai, kami pun dimobilisasi ke tempat penginapan yang telah disediakan pihak panitia. Kafilah Gamais mendapat tempat di balai sejarah Ambon, ada lebih dari 10 kamar, dengan 2 orang dari masing-masing kamar. Disini, Gamais ditempatkan bersama kafilah lainnya, diantaranya ada dari STAIL Surabaya dan banyak dari kafilah Maluku Utara, Halmahera, Ternate dan Tidore.

Setelah penempatan, kamipun diberikan makan malam. Setelah makan, tak disia-siakan kami pun langsung membuat beberapa halaqoh, untuk ta’aruf dengan yang lain, serta saling membagi inspirasi. Banyak sekali yang diperbincangkan. Teman-teman dari Maluku Utara, berbicara tentang dakwah disana, tentang maraknya kristenisasi disana, dan bagaimana mereka harus survive dalam dakwah, yang kebanyakan rektoratnya berasal dari kristen. Militansi mereka memang harus diteladani.

Sedangkan rekan dari Surabaya bercerita tentang kampusnya yang memang concern di dakwah, setiap lulusannya diharuskan berdakwah di luar pulau, bahkan daerah terpencil. Merekalah garda terdepan dalam dakwah Islam di Nusantara. Sungguh pengalaman yang tak ternilai. Terima kasih ya Robb.
Dan satu persatu orang mulai ijin meninggalkan bincang-bincang, tak kuasa menahan lelah dan kantuk setelah segala kegiatan yang telah dilakukan. Tidur untuk menyiapkan fisik terbaik untuk rangkaian acara yang telah disiapkan panitia mulai besok. FS Nas,…I’m Coming,..

Nuansa Kampus Unpatti

GAMAIS ITB Road To Ambon Manise @290610

In Ambon Manise on July 21, 2010 at 1:36 am
Wednesday, 30 June 2010 at 08:18
By Feriyanto

Perjalanan mulia ini pun dimulai. Pesawat berangkat dari bandara Soekarno-Hatta pukul 06.00 WIB, dan transit di Surabaya pada pukul 07.30 WIB dan akhirnya sempurna berangkat menuju Ambon pukul 08.00 WIB. Perjalanan dari Jakarta ke Ambon sebenarnya hanya 3 jam, namun tiba di Ambon, matahari ternyata sudah beralih posisi ke sudut lain, ada apakah gerangan?? Benar kawan, perbedaan waktunya hingga 2 jam, sehingga perjalanan yang seharusnya 3 jam, terasa lebih lama. Kami pun sampai di Ambon Manise pada pukul 13.00 WIT.

Penyambutan awal dari teman-teman panitia Ambon terlihat sederhana namun bermakna, mereka rela menunggu para peserta dari seluruh penjuru Nusantara di bandara dan dermaga, berjaga setia dengan senyum senantiasa mengembang, suatu sambutan yang membuat siapa saja tamunya akan merasa senang. Mereka pun dengan senang hati menceritakan segala hal tentang Ambon, mulai dari tempat-tempat yang menarik sampai promosi Ambon yang sekarang sudah aman dan sejahtera. Sikap dan semangat yang perlu kita tiru dalam menyambut seorang tamu.

Setelah perjalanan menggunakan bus damri, akhirnya kami sampai pada tempat menginap sementara. Sebuah tempat yang cukup luas, namun berimbang dengan manusia-manusia yang tinggal didalamnya. Awalnya, yang berdiam di tempat sementara hanya dari Jawa Barat dan Sumatera Bagian Selatan, namun lambat laun delegasi dari wilayah-wilayah lain pun berdatangan dan akhirnya membuat penuh tempat menginap sementara kami. Sementara untuk yang akhwat, ditempatkan terpisah dari ikhwan.
Setelah menaruh barang dan perkakas yang kami bawa, kami mencoba beristirahat sejenak. Setelah istirahat kami pun mulai hunting teman ngobrol dari berbagai daerah lain, terlihat para tetua Gamais sedang meladeni serbuan pertanyaan dari berbagai LDK lain yang kebanyakan berasal dari wilayah sulawesi yang sangat penasaran dengan gamais. Mereka pun dengan semangat membara dan penuh antusias menjawab segala pertanyaan yang diajukan.

Selepas itu, waktu yang ada banyak dimanfaatkan untuk berkenalan dengan teman-teman dari LDK lain, bertukar informasi tentang keadaan dakwah dikampusnya masing-masing. Dan pada malam hari dari jam 9 sampai jam 11, delegasi dari Jawa Barat berkumpul dan membahas berbagai hal yang akan disuarakan saat musyawarah besar nanti. Dan matapun tak tahan lagi untuk terus membuka. Kami pun tidur selelap-lelapnya.

Bismika Allahumma ahya wa amut…

GAMAIS ITB Road To Ambon Manise @280610

In Ambon Manise on July 21, 2010 at 1:33 am

Wednesday, 30 June 2010 at 08:12 Bismillahirrahmanirrahim,.

By Feriyanto -Si’08

.
Suatu siang bertanggal 28 juni 2010, koridor timur masjid salman ITB
Manusia bertampang mahasiswa itu berkumpul, menyusun strategi terbaik mereka dalam menghadapi suatu event maha besar bagi kelangsungan dakwah kampus selanjutnya, FSLDK Nasioanal (FS Nas), suatu event reguler dua/ tiga tahunan yang diselenggarakan sebagai ajang silaturahim antar lembaga dakwah kampus seluruh Indoneisa, bahkan mengundang lembaga dakwah kampus dari luar Indonesia, dan tahun ini, 2010, FS Nas diselenggarakan di kota Ambon Manise.

Bukan hanya sebagai ajang silaturahim sebenarnya, di event ini juga dibahas mengenai perkembangan dakwah dan cara-cara terbaik dalam mengakselerasi dakwah di masing-masing kampus.
Siang itu, Syuro dipimpin oleh kang Taufiq Suryo (sipil 07) di karenakan Kepala Gamais, Rd Adjie harus menghadapi pihak kampus untuk perizinan akhir menuju Ambon. Dalam rapat dibahas tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk keberangkatan dari segi material sampai immaterial, dari perkara jasmani sampai ruhiah, karena tempat yang dituju cukup jauh dan orang-orang yang akan kita temui adalah para penggiat dakwah nomer wahid. Syuro selesai, dan disepakati untuk bertemu kembali selepas shalat isya. Kamipun berpencar menyiapkan perbekalan dan melaksanakan tugas pra-keberangkatan yang telah disepakati dalam syuro.

Tercatat yang akan berangkat adalah Bos Adjie, Kang Taufiq, Uda Agung, Kang Ipeh, Teh Tuty, Teh Sri, Mas heru, Mr. Feri, Mbah Alam, Nona Dwina, Bung Adam, Lady Titania, memang lebih menggetarkan jika ditambah gelar di depan namanya. Adapun Putri Ira belum bisa mengikuti acara ini karena disergap sakit. (Semoga lekas sembuh, Teh).

Satu persatu wajah-wajah yang saat siang bertemu di koridor timur salman bermunculan di ruang GSS A Salman, setelah dibuka oleh Sang Kepala Gamais acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, pembahasan inti pun dimulai.

Sang Kepala Gamaispun tak buang waktu, langsung menjelaskan kembali perihal pembagian tugas di Ambon serta tak lupa kembali mengajak kepada Kafilah Gamais untuk senantiasa meniatkan segala yang dilakukan hanya untuk Allah SWT.

Pembajaan tekad disempurnakan oleh mantan Kepala Gamais, Ridwansyah Yusuf Achmad. Beliau kembali menjelaskan bahwa orang-orang yang bisa mengikuuti acara ini merupakan manusia-manusia terpilih yang diharapkan akan memberikan warna lebih dalam acara FS Nas dan memberikan perubahan kepada pribadi dan orang lain di sana. Semangat menginspirasi harus dimiliki oleh mereka yang mengikuti acara ini. Maka seketika itu juga, percikan semangat langsung terlihat dari mata para pejuang FS Nas ini. Memang, semangat karena Allah, harus selalu dikobaarkan.

Perjalanan pun di mulai, setiap langkah menuju Cipaganti Travel akan menjadi saksi semangat kami, desingan mesin jet akan jadi saksi rasa ikhlas kami, dan kota Ambon Manise akan jadi saksi sejarah sebuah cita-cita kebangkitan yang selalu bergemuruh dalam sanubari kami.

Trully Ambon (II) : No More Ngeluh

In Ambon Manise on July 21, 2010 at 1:22 am

By Dwina Lubna -TL’08

Bismillahirrahmanirrahim

Saya mulai dengan mengucap nama Allah yang sunguh sampai saat ini tetap mencurahkan begitu banyak nikmatnya kepada saya.

Ayo sama-sama baca basmallah ! ^,^

Ini.. sebuah catatan perjalanan yang saya ikuti pada awal bulan ini.

Ya..perjalanan itu bernama : Gamais ITB menginspirasi Indonesia, go to Ambon Manise yeah!

Sebuah nama yang agak lebay (menurut saya) karena ada ‘yeah’ nya (padahal saya yang nambahin sendiri)

Oke. Cukup becandanya. Sampai mana tadi? Ohya.

Tugas kami satu : menginspirasi saudara saudari kita plus … jalan-jalan (inilah sesi yang paling saya tunggu tunggu)

Sampai pada akhirnya..

Banyak yang nanya nanya, ada juga yang sharing tentang LDK masing masing, saya juga nanya balik donk, dan concern saya (tentu saja) adalah bagian keuangan :D

Saya banyak mendengarkan kondisi LDK saudara-saudara kita dari berbagai belahan Indonesia. Dari Aceh, Jambi, dll, Jakarta, Surabaya, dll, Makassar, Ambon, dll, sampai yang paling timur, Sorong (Papua)

Dari cerita mereka, sedikit banyak membuat saya tercengang cengang.

Tidak sedikit dari mereka yang masih berjuang dengan SDM seadanya, dengan biaya yang minimal. Ada yang di**** , ada yang di*****kan , bahkan ada yang LDK nya masih ilegal…

Dan saya : melongo.

Disini saya berfikir.. betapa beruntungnya saya.. berada disini..di bandung..di ITB..di GAMAIS!

Kondisi saya benar-benar nyaman, kondisi saya benar-benar asik, sepertinya banyak yang mendambakan LDK nya menjadi se-ideal GAMAIS (amin)

Tapi.. sampai kemarin pun saya masih mengeluh tentang si GAMAIS tersebut, yang ini lah, yang itu lah, salah disana, kurang di situ, pokoknya merasa terlalu banyak hal yang masih belum stabil.

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” QS : 55 : 55

Astagfirullah.

Saya benar-benar merasa tertampar (PLAK!)

Saya terlalu banyak mengeluh ternyata.

Lihat, saudara kita di luar sana, di luar GAMAIS sana, masih dengan semangatnya yang menyala-nyala untuk berda’wah di kampusnya. Walau banyak ‘saingan’, walau banyak halangan, walaupun mereka adalah kaum minoritas, walaupun dicap sebagai unit yang ilegal!

Tidak terucap keluhan sedikit pun.. yang ada hanyalah kobaran semangat untuk menegakkan dien Allah di kampusnya yang repancar dari mata-mata mereka.

Benar benar ter(PLAK!)tampar.

Tiba- tiba tergemalah ayat ini di kepala saya :

”Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji?

Dan sungguh, Kami telah menguji orang – oran sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang – orang yang benar dan pasti mengetahui orang – orang yang dusta” QS : 29 : 2-3

Tamparan lagi buat saya -kali ini combo- (PLAK! PLAK! PLAK!)

Ya Allah..sungguh saya bener-bener terlalu banyak mengeluh.

Saya harus banyak bersyukur lagi. Bersyukur dengan apa yang ada. Tidak ada gunanya mengeluh, toh tidak akan merubah keadaan kan?

…siapalah saya ini..

Datang kesana mencoba menginspirasi mereka, tapi yang saya rasakan adalah.. sayalah orang yang terinspirasi oleh mereka. Subhanallah. Alhamdulillah, thank you my sisters. Mereka berhasil mengalihkan dunia saya. No more ngeluh! No more tampar (lho?)(PLAK!) Hap.hap. SEMANGAT!

”Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. QS : 47 :7”

Saya mendapatkan pengalaman dan inspirasi yang luar biasa dari kalian dari pada hanya sekedar jalan-jalan.
Ya Allah, sampaikan salam sayang saya untuk mereka. Kita ketemu lagi ya ukhti ^,^

“Di dalam keduanya ada dua buah mata air yang memancar”

Ah..

Trully Ambon (I) : Special Red Thing

In Uncategorized on July 21, 2010 at 1:17 am

July 9, 2010

By Dwina Lubna -TL’08

Manise.
Satu kata yang terlintas saat saya teringat tentang Ambon.

Ya, 3 hari yang lalu, saya masih menginjakkan kaki di kepulauan Maluku itu. (but now im in Bdg :) ).
Ada banyak hal menarik dan unik yang saya dapatkan dari sana.

Seperti layaknya di kota-kota lain yang memiliki alat transportasi umum, begitu juga dengan Ambon. Angkot namanya. Tidak terlalu istimewa mungkin, tapi ini dia yang menarik:

angkot di sana warnanya merah semua.
yang membedakan adalah jurusan dari angkot itu.
ada yang teknik industri, farmasi, sipil,dan..

Eh loh?

Maaf. Jurusan yang saya maksud adalah jurusan menuju ke suatu daerah.

(haha. garing garing)

Seenggaknya ada 3 angkot merah yang saya temui.  Angkot merah yang satu manuju Poka , angkot merah lainnya meuju Hunuth, dan angkot lain yang warnanya (lagi – lagi) merah menuju ke daerah Hn. Ria .

Saat menuju kampus unpatti (universitas pattimura) , saya dan seorang rekan hampir saja terkecoh.
Untung nanya dulu.

“Seng lewat Unpatti” katanya (seng artinya tidak => Bahasa Ambon)

*setelah diteliti lebih lanjut, hanya angkot di luar kota yang berwarna merah, angkot yang di dalam kota warna warni kok. FYI : Unpatti terletak agak jauh dari pusat kota*

Lanzut.

Masih tentang angkot.
Hal unik lainnya terlihat dari penampilan angkot yang begitu wah.

Terlihat dari interior sang angkot.
Kursi angkotnya bener bener empuk, tebal dan menggoda. Mungkin sekitar 10cm. “Wah, angkot baru nih keknya,” pikir saya dalam hati. Ternyata dugaan saya meleset. Semua angkot yang saya naiki (angkot yang berbeda-beda) mempunyai kualitas kursi yang sama. Begitu nyaman. Nah, ini nih yang kudu ditiru angkot di daerah lain, biar angkot jadi idaman :P

Tidak hanya itu saja, ternyata kursi yang kita duduki itu bukan sembarangan kursi. Kursinya bisa berbunyi! hah?

Ternyata itu speaker supergede yang dijadikan kursi, atau kursi kecil yang dijadikan speaker gede? atau speaker itu sebenarnya adalah jelmaan makhluk mars yang berusaha menguasai bumi?

Mulai ngaco. Oke lupakan. Mari kita lanjut.

Subhanallah. Sound system nya mantap betul, bahkan mengalahkan sound system yang biasanya kita pake buat ifthar di selasar hijau.
Lagunya pun ga kalah seru, satu yang saya ingat, lagunya Mayang Sari. Hohoho.

Kalo aja lagunya diganti ama lagu Maher Zain kayaknya bakal lebih bagus ya. Jadi kan lebih nyar’i. angkot juga bisa berda’wah.

Yang disayangkan adalah suaranya yang memekakkan telinga, bahkan ngobrol di angkot aja jadi susah berkat backsound yang terlalu riuh.

Next.

Satu hal yang bikin saya geleng-geleng kepala.
Baru di sana saya menemukan angkot yang ada TV nya. Buset. Canggih bener.
Lumayan gede, mungkin segede kertas A4 dalam view landscape dan ditambah beberapa senti pada bagian bawah. Sangat lumayan untuk sebuah angkot.

Belum hilang kekaguman saya dengan TV (yang saya kira hanya ada) satu itu, saya dikejutkan dengan kenyataan lainnya.Ssaya dapati satu TV lagi di langit langit angkot. Oh men. dan satu TV lagi deket kursi supir.
Apa?? Satu, dua, tiga…saya keringat dingin..TV nya ada tiga kawan! TIGA !

GAUL PISAN.PARAH!

Jadi seandainya angkot penuh dan kebetulan Anda duduk di bagian pojok dalam angkot,
tidak usah gelisah karena tidak bisa melihat TV utama, kan ada TV yang di langit langit! Atau sekiranya Anda merasa malas untuk mendongakkan kepala, suara dari sound system kursi sudah cukup menghibur kok. Intinya : dimanapun posisi Anda duduk, tidak masalah.

Berbeda sama angkot sebelumnya yang mendendangkan lagu Mayang Sari, kalo yang ini mah video klip Shakira

~tsamina mina eh eh
waka waka eh eh
….

this time for Africa~

Angkot nyentrik lainnya saya dapati saat saya dan rekan sejawat hendak bertolak pulang ke penginapan. Saat menaiki angkot, seperti biasa, saya dapati kursi empuk itu lagi, dan saya tersenyum. Kursi tak biasa itu sekaligus berfungsi sebagai speaker. Saya tersenyum lagi.

Saat saya mengalihkan pandangan ke arah kursi supir, saya mendapatkan sesuatu yang kurang lazim. Pandangan saya tertuju pada kaca spion. Standar mobil biasanya hanya memiliki 1 kaca spion berbentuk persegi panjang kan?

Nah, yang ini beda. Di situ memang ada si kaca spion standar, tapi dia gak sendirian, melainkan ditemani oleh tujuh (kalau saya tidak salah hitung) kaca lainnya yang berbentuk bulat – bulat kecil. Oh mai gat, ya ampun. Saya ketawa kecil. Abang supir oh abang supir..

Saya kehabisan kata-kata.
Sungguh angkot Ambon menbuat saya terkagum-kagum, bahkan saya abadikan menjadi notes ini.

Oia satu lagi.
Bagaimana dengan harga?
Dengan fasilitas bejibun Anda hanya butuh merogoh kocek sekitar dua ribu rupiah jika ingin ke pusat kota (kira-kira waktu tempuh 45 menit). Mahal atau murah? Jawabannya ada di hati masing-masing. (apa siiih?)
last, but not least.
masih banyak yang ingin saya ceritakan, mudah mudahan saya berkesempatan untuk menuliskan chapter 2 nya.

Oiya, notes ini mungkin agak (atau sangat?) lebay.
Tapi kejadian diatas bukanlah fiktif belaka.
Saya hanya ingin sedikit berbagi.
Semoga perjalanan kita ke Ambon waktu itu tidak sia-sia.

Wallahu’alam bisshowab

Puisi terakhir Sayyid Quthb

In Uncategorized on May 19, 2010 at 3:19 am
Seandainya kau tangisi kematianku
Dan kau siram pusaraku dengan air matamu
Maka di atas tulangku yang hancur luluh
Nyalakanlah obor buat umat mulia ini
Dan teruskan perjalanan ke gerbang jaya

Kematianku adalah suatu perjalanan
mendapatkan kekasih yang sedang merinduiku
Taman-taman indah di syurga bangga menerimaku
Burung-burungnya berpesta menyambutku
Dan bahagialah hidupku di sana.

Puaka kegelapan pasti ia kan hancur
Fajarkan menyinsing
Dan alam ini akan disinari fajar lagi
Biarlah rohku terbang mendapatkan rindunya
Jangan gentar berkelana ke alam abadi
Di sana cahaya fajar memancar.

(by Sayyid Quttub)